Siapa yang tidak mengenal Mohammad Hatta? Proklamator yang terkenal dengan kepribadiannya ini begitu disegani, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
Banyak yang tidak sepenuhnya tahu siapa tokoh yang sering disebut Bung Hatta ini. Sosoknya sebagai salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia ini begitu melekat di ingatan banyak orang. Kecerdasannya membuat sosoknya begitu berwibawa. Kesederhanaannya menginspirasi banyak anak muda.
Namun tahukah Anda bahwa Bung Hatta baru mendapatkan gelar pahlawan di tahun 2012? Gelar tersebut didapat setelah puluhan tahun dari kemerdekaan Indonesia. Berikut beberapa fakta tentang Bung Hatta yang menjadi teladan banyak orang.
Bung Hatta lahir di kota Fort de Kock, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Beliau dilahirkan menjelang fajar pada saat adzan subuh. Bung Hatta wafat pada 14 Maret 1980 setelah matahari terbenam dan menjelang waktu maghrib.
Bung Hatta memakai nama samaran Rachim ketika surat menyurat politik dengan Bung Karno pada tahun 1930-an. Rachim ini adalah nama ayah mertua Bung Hatta kelak.
Bung Hatta menikah dengan Rahmi pada 18 November 1945. Bung Hatta membawakan sandwich yang dibuat sendiri untuk Rahmi ketika akan melahirkan anak pertama mereka. Selain itu, Bung Hatta selalu memperhatikan arah sinar matahari ketika mengendarai mobil bersama istrinya. Jika sinar matahari berada di sebelah kanan, maka Bung Hatta akan duduk di sebelah kanan. Vice versa.
Gaji Bung Hatta sebagai wakil presiden selalu habis untuk membeli buku. Beliau pernah meminta asistennya untuk mengembalikan dana taktis wapres sebesar Rp 25.000 yang sebenarnya merupakan haknya.
Bung Hatta menolak semua tawaran untuk menjabat sebagai komisaris dari perusahaan nasional dan internasional. Bung Hatta juga pernah menolak jabatan yang ditawarkan oleh Bank Dunia.
Bung Hatta bukan orang yang kaya. Beliau menyimpan guntingan iklan sepatu Bally di dompetnya dan berharap bisa membelinya suatu hari. Namun, sampai meninggal Bung Hatta belum bisa membeli sepatu tersebut.
Bung Hatta pernah berjanji tidak akan menikah selama Indonesia merdeka. Mas kawin yang diberikan saat menikah adalah buku yang berjudul “Alam Pikiran Yunani”.
Pendingin ruangan pertama yang dimiliki Bung Hatta dipasang di perpustakaan pribadinya. Bung Hatta tidak suka cara membaca yang melipat sampul depan hingga bertemu dengan sampul belakang.
UGM memberi Bung Hatta gelar Doktor Honoris Clausa pada 27 November 1956. UI memberi gelar Bung Hatta gelar Doktor HC di bidang hukum pada tahun 1975. Unpad memberi jabatan Guru Besar Luar Biasa di bidang politik kepada Bung Hatta.
Bung Hatta menolak untuk menginjakkan kaki ke Singapura karena negara tersebut menjatuhkan hukuman gantung kepada dua mariner Indonesia. Bung Hatta menganggap bahwa hukuman gantung merupakan penghinaan terhadap negaranya.
No comments:
Post a Comment