Autisme adalah kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal (Wikipedia). Akibatnya, anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk ke dunia repetitive (kecenderungan mengulangi tindakan atau ketertarikan), aktivitas dan minat yang obsesif.
Menurut Diagnostic and Statictical Manual of Mental Disorder R-IV, autisme merupakansalah satu dari lima jenis gangguan di bawah payung PDD (Pervasive Development Disorder) atau gangguan perkembangan perpasiv.
Menurut Power, ada 6 gangguan karakteristik pada anak dengan autism, yaitu :
- Interaksi sosial
- Komunikasi (bahasa dan bicara)
- Perilaku – emosi
- Pola bermain
- Gangguan sensorik dan motoric
- Perkembangan terlambat
Diagnosa autisme memiliki persoalan keakuratan. Beberapa ahli sering memiliki pendapat yang berbeda tentang diagnosis gangguan perkembangan anak ini. Langkah diagnosis autisme ini harus secara komprehensif, pendekatan yang dilakukan harus dari pola asuh yang diajarkan orang tua, sekolah, kemudian pada tahap medis.
Namun, ada pedoman praktis deteksi dini Autis bagi orang tua dan atau praktisi agar lebih waspada dan peduli terhadap gejala yang terlihat. Ada 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlu evaluasi lebih lanjut menurut The National Institute of Child Health and Human development (NICHD) di Amerika Serikat.
- Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
- Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
- Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
- Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
- Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu
Kelima indikator di atas belum menjadi patokan ketat bahwa anak dengan kelima perilaku tersebut sudah bisa menyadang autisme. Namun, karena karakteristik autisme yang sangat beragam, maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi multidisipliner meliputi : Dokter Saraf Anak, Dokter Tumbuh Kembang Anak, Psikolog, Dokter Alergi Anak, Terapi Wicara, dan profesi lain yang paham dengan persoalan autisme.
Hingga kini, belum ada teknologi yang bisa mendeteksi gejala autis sejak dalam kandungan. Meski begitu, tanda dan gejala anak dengan autisme sebenarnya bisa diamati sejak dini atau bahkan sejak sebelum usia 6 bulan.
Ada beberapa gejala yang bisa diwaspadai terlihat pada bayi atau anak. Berikut poin penting ang diklasifikasi sesuai usia.
USIA 0 – 6 BULAN
- Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
- Tidak “babbling”
- Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu
- Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
- Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal
USIA 6 – 12 BULAN
- Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan
- Sulit bila digendong
- Tidak “babbling”
- Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan
- Tidak ditemukan senyum sosial
- Tidak ada kontak mata
- Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal
USIA 1 -2 tahun
- Kaku bila digendong
- Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)
- Tidak mengeluarkan kata
- Tidak tertarik pada boneka
- Memperhatikan tangannya sendiri
- Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus
- Mungkin tidak dapat menerima makanan cair
USIA 2 – 3 TAHUN
- Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain Melihat orang sebagai “benda” Kontak mata terbatas Tertarik pada benda tertentu Kaku bila digendong
USIA 4 – 5 TAHUN
- Sering didapatkan ekolalia (membeo)
- Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)
- Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah
- Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)
- Temperamen tantrum atau agresif
No comments:
Post a Comment